Domo-kun Cute Nanda Verafa Blog: 2015

Rabu, 15 Juli 2015

Peran Pemuda Dalam Kemajuan Bangsa - Nanda Verafa Blog


“Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia”, itulah perkataan founding father Presiden Pertama Indonesia yang menegaskan betapa pentingnya peran pemuda dalam kemajuan bangsa dan Negara.  Baik buruknya suatu Negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan Negara.  Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and social control sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat.

Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu mempunyai peran yang sangat strategis di setiap peristiwa penting yang terjadi. Ketika memperebutkan kemerdekaan dari penjajah belanda dan jepang kala itu, ketika menjatuhkan rezim Soekarno (orde lama), hingga kembali menjatuhkan rezim Soeharto (orde baru), pemuda menjadi tulang punggung bagi setiap pergerakan perubahan ketika masa tersebut tidak sesuai dengan keinginan rakyat.  Pemuda akan selalu menjadi People make history (orang yang membuat sejarah) di setiap waktunya. Pemuda memang mempunyai posisi strategis dan istimewa. Secara kualitatif, pemuda lebih kreatif, inovatif, memiliki idealisme yang murni dan energi besar dalam perubahan sosial dan secara kuantitatif, sekitar 30-40 % pemuda dari total jumlah penduduk Indonesia dalam kisaran umur 15-35 tahun dan akan lebih besar lagi jika kisaran menjadi 15-45 tahun.

Saya melihat bahwa pemuda akan lebih bersifat kreatif untuk melakukan pergerakan ketika kondisi atau suasana di sekitarnya mengalami kerumitan, terdapat banyak masalah yang di hadapi yang tidak kunjung terselesaikan. Di satu sisi, ketika suasana di sekitarnya terlihat aman dan tentram tidak ada masalah serius yang dihadapi, pemuda akan cenderung diam/pasif, tidak banyak berbuat, lebih apatis  dan mempertahankan kenyamanan yang dirasakan. Padahal baik dalam kondisi banyak permasalahan ataupun kondisi tanpa masalah serius, pemuda dituntut lebih banyak bergerak dalam membuat perubahan yang lebih baik, lebih produktif dan lebih kreatif dalam memikirkan ide-ide perubahan untuk bangsa yang lebih baik.

Saya melihat kondisi pemuda Indonesia saat ini, mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan dan lupa akan tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Tataran moral, sosial dan akademik,  pemuda tidak lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang berorientasi pada hedonisme (berhura-hura), tidak banyak pemuda yang peka terhadap kondisi sosial masyarakat saat ini, dalam  urusan akademik pun banyak mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka adalah insan akademis yang dapat memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju kemajuan bangsa.


Sebagai seorang pemuda menjadi kebanggan tersendiri bagi saya lahir di hari “Sumpah pemuda” 28 Oktober 1990 silam.  Terlahir di hari “Sumpah pemuda” memberi saya motifasi luar biasa untuk memberi kontribusi besar dalam pembinaan pemuda dan ini saatnya bekerja untuk Indonesia menuju kemajuan bangsa yang lebih baik. Dengan melihat degradasi moral dikalangan pemuda Indonesia saat ini membuat saya berperan aktif dalam pembinaan moral dikalangan pemuda/pelajar Makassar. Melalui proses mentoring dengan pendekatan nilai-nilai rohani dalam penggabungan tiga aspek kecerdasan manusia (IQ, SQ, EQ). Semoga ini menjadi tahap awal dalam membentuk generasi mudah yang berguna bagi nusa dan bangsa. MAJU PEMUDA INDONESIA UNTUK PERADABAN LEBIH BAIK !





Senin, 13 Juli 2015

Nyi Ageng Serang - Nanda Verafa Blog

Mungkin banyak yang belum tahu tentang sejarah hidup perjuangan Nyi Ageng Serang. Tidak banyak referensi yang menceritakan tentang hidup dan perjuangan Nyi Ageng Serang. Nyi Ageng Serang memang kalah tenar di banding dengan pahlawan nasional wanita lainnya seperti Tjut Nya’ Dien dan Raden Ajeng Kartini.

Nyi Ageng Serang dilahirkan di desa Serang (terletak 40 km sebelah utara Solo dekat Purwodadi, Jawa Tengah ) pada tahun 1752 dengan nama R.A Kustiah Wulangningsih Retno Edi . Ayahnya bernama Panembahan Senopati Notoprojo yang ahli di bidang Keprajuritan. Beliau adalah pengikut setia Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamngkubuwono II, pendiri Kerajaan Mataram Islam. Lahir dalam lingkungan bangsawan dan patriotik membuat Nyi Ageng Serang sejak kecil memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.Dengan pendidikan di kraton maka kepribadiandan pengetahuan beliau berkembang dengan pesat. Beliau tumbuh menjadi seorang yang luwes,cerdik, pandai, dan juga berwatak keras.

R.A Kustiah Wulangningsih Retno Edi memilih tinggal di bumi Serang setelah menikah dengan Sultan Hamengku Buwono II. . Setelah tinggal disana, masyarakat memanggil beliau dengan nama Bendoro Ayu Nyi Ageng Serang. Di bumi Serang itulah beliau selalu menyebarkan bibit-bibit nasionalisme dengan selalu membakar semangat melawan penjajah.

Pernyataan perang terhadap Belanda karena rencana Belanda yang akan membangun jalan raya di dekat Tegal rejo, tentu saja mendapat dukungan sepenuhnya dari Nyi Ageng Serang dengan Laskar Semut Irengnya. Nyi Ageng Serang dengan laskarnya ikut berperang melawan penjajah Belanda.

Selama perang tersebut Nyi Ageng Serang menggunakan taktik kamuflase daun keladi atau daun lumbu. Daun lumbu wajib di bawa oleh setiap prajurit dan rakyat yang ikut berperang yang nantinya di gunakan sebagai payung ataupun bersembunyi. Dengan daun itu Nyi Agen Serang memerintahkan pasukannya melindungi kepalanya untuk penyamaran sehingga tampak seperti kebun tanaman keladi jika di lihat dari kejauhan. Musuh akan di serang dan di hancurkan bila sudah dekat dan dalam jarak sasaran.
Nyi Ageng Serang oleh Pangeran Diponegoro dianggap sesepuh dan ahli/penasehat strategi perang. Nyi Ageng Serang bersama Pangeran Diponegoro selain meningkatkan taktik daun keladi/lumbu juga membentuk pasukan khusus berani mati yang dinamakan pasukan Sesabet.

Pertempuran demi pertempuran di menangkan oleh Nyi Ageng Serang. Tetapi sekali lagi,yang membuat sangat sedih adalah membunuh bangsanya sendiri, sedangkan pasukan Belanda berada di belakang mereka.
Pada akhir tahun 1830, Nyi Ageng Serang sudah berusia lanjut. Atas permintaan kraton serta bujuk rayu abdi terdekatnya akhirnya Nyi Ageng Serang bersedia untuk kembali ke kota. Beliau lalu bertempat di Notoprajan. Tidak banyak kegiatan yang dilakukan Nyi Ageng Serang di sana, terlebih ketika mendengar bahwa Pangeran Diponegoro berhasil di tangkap oleh Belanda di Magelang dengan menggunakan tipu muslihat yang sangat licik.

Pada tahun 1833 di senja hari, Nyi Ageng Serang akhirnya wafat. Beliau dimakamkan di dusun Beku, Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo (sekarang ).

Nyi Ageng Serang meninggalkan banyak contoh. Semangat pengabdian, meninggalkan kemewahan demi perjuangan untuk membebaskan bangsa dari penjajahan.

Untuk menghormatinya perjuangan beliau di buatlah monumen patung Nyi Ageng Serang yang bertengger di pusat perlimaan jalan utama Kulon Progo. Patung Nyi Ageng Serang sedang menaiki kuda dengan membawa bendera di tangannya.


Semoga pemimpin saat ini bisa mencontoh semangatnya, walau dalam konteks yang berbeda.



Minggu, 12 Juli 2015

Bangga Jadi Anak Pramuka - Nanda Verafa Blog


Siapa bilang Pramuka tidak menyenangkan, dan membosankan? 
Pramuka hanya kotor-kotoran?
Itu hanyalah ungkapan orang yang belum tahu tentang Pramuka. Mereka hanya melihat dari luarnya saja. 

Selama saya mengikuti Pramuka, lebih banyak hal positif yang saya dapatkan. Pramuka juga tidak hanya mengajarkan tentang sejarah, dan sandi-sandi Pramuka. Tetapi, juga ada P3K, diajarkan untuk menanam dan merawat tanaman, Memasak, Penjelajah alam, Pengetahuan yang berguna bagi kehidupan sehari-hari, Pengetahuan Umum lainnya yang sangat menarik, dan masih banyak hal yang diajarkan dalam Pramuka. 

Lelah dan kulit menghitam tidak menjadikan semangat kami luntur. Kami tetap mengikuti kegiatan Pramuka dengan semangat karena kami sudah memiliki niat dalam hati untuk mengikuti Pramuka.

Pramuka tidak hanya mengajarkan kedisiplinan, tetapi juga mengajarkan kemandirian, tanggung jawab, semangat untuk tidak menyerah, kekompakan, kebersamaan, kekeluargaan, dan solidaritas antar sesama anggota Pramuka. Pramuka memberikan banyak pengalaman, kenangan dan pelajaran berharga. 

Salam Pramuka!